Belitong UNESCO Global Geopark
Blogger Belitung - In April 2021, the UNESCO’s Executive Board approved the designation of 8 new sites demonstrating the diversity of the planet’s geology as new Geoparks.
With this year’s additions, the number of sites in the Global UNESCO Geoparks Network is brought to 169 in 44 countries.
“Island hopping to explore the TOR Granite Landscape in sea environment”
Geopark Belitong merupakan bagian dari Provinsi Bangka Belitung, terletak sekitar 400 km sebelah utara Jakarta, ibukota Indonesia, dan dikelilingi oleh Selat Karimata di sebelah utara, wilayah Jawa di sebelah timur dan selatan, serta Selat Gaspar di sebelah barat. Batas geografisnya adalah 107° 13'00"-108° 51'00" Bujur Timur dan 02° 29'30"-03° 25'00" Lintang Selatan. Geopark Belitong memiliki luas total sekitar 4.800 kilometer persegi daratan dan 13.000 kilometer persegi laut dan dikelilingi oleh 241 pulau kecil, antara lain Pulau Mendanau, Kalimambang, Gresik dan Selu. Belitong Geopark beriklim tropis dan terdiri dari beberapa keanekaragaman geologi. Daratan utama terdiri dari kombinasi perbukitan tergenang yang dikelilingi dataran rendah mencapai ketinggian 0 abova (mdpl). Kawasan gugusan dataran tinggi berada di titik tertingginya, hingga 510 mdpl di tengah negara. Wilayah dataran tinggi ini tersusun dari batuan sedimen yang merupakan bagian dari formasi Tajam. Titik tertinggi berada pada ketinggian 415 mdpl yang merupakan cluster Burung Mandicule yang meliputi Mang dan Malang. Gugusan bukit lainnya berkisar dari 300 hingga 400 mdpl di barat laut dan timur pusat negara. Gugus perbukitan barat laut tersusun atas plutonium tertua Belitung yaitu granit Tanjungpandan, sedangkan gugus timur-tengah umumnya tersusun atas batuan metasedimen sebagai bagian dari formasi Kelapakampit. Gugusan bukit di barat daya berkisar antara 50 hingga 300 juta ketinggian dan terdiri dari batuan plutonik Jurasic, adamelite, yang merupakan bagian dari Batuan Ademalite Baginde. Jumlah penduduk Pulau Belitung per 2018 sekitar 288.771 jiwa. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Tanjungpandans sebesar 55,73% dan terendah di Kecamatan Selat Nasiks sebesar 3,57%. Enam agama hadir di pulau itu, termasuk Islam, Budha, Kristen, Katolik, Hindu, dan Konghucu. Sebagian besar lahannya adalah pedesaan dan mayoritas penduduknya bergerak di bidang pertanian, termasuk paprika putih, kelapa, dan kelapa sawit. Penangkapan ikan dianggap sebagai sektor penting, karena banyak desa yang terletak di wilayah pesisir. Namun, penambangan timah telah memberikan kontribusi bagi perekonomian lokal selama bertahun-tahun.
Geological features and geology of international significance
Warisan geologi kelas dunia dari Belitong Geopark adalah lanskap granit TOR. Terbentuknya granit TOR ditandai dengan adanya granit masif yang memiliki proporsi sambungan yang rendah di permukaannya. Parameter morfologi granit TOR dikaitkan dengan lingkungan laut, yang dapat mencerminkan terjadinya intrusi pada saat Pulau Belitung berada pada level ini. Formasi ini dapat ditemukan di bagian barat laut Pulau Belitung di seluruh dataran pantai. Kelompok batuan graniter TOR ini membentuk pulau-pulau kecil yang dapat dikunjungi dengan perahu. Batuan ini dapat menunjukkan sampling batuan yang sangat baik untuk menarik perhatian pengunjung untuk mengabadikan gambar. Ciri-ciri geologi penting dari deposit timah primer NamSalu di kamp Kelapa dapat diidentifikasi dari parameter struktur mineralnya. Deposito tersebut telah diakui sebagai simpanan terpenting di kawasan Asia Tenggara. Informasi tersebut dapat menjelaskan kejadian mineral ekonomi. Situs ini menawarkan kesempatan untuk petualangan bawah tanah, pendidikan, sejarah dan budaya untuk menarik wisatawan. Jalan terbuka dapat digunakan untuk tujuan edukasi, dan pengunjung dapat melihat bebatuan terbuka yang mewakili batu tertua di Pulau Belitung. Batuan tersebut dapat menunjukkan evolusi dari fenomena purba yang dapat diikuti dari fosil, kandungan mineral, sifat batuan dan unsur penting lainnya. Teckstites adalah elemen yang sangat langka yang dapat dikenali sebagai warisan geologi internasional yang penting. Mereka ditemukan di Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Australian Scrub Field, dan tersebar di sekitar 18-19% dunia (Mccall, 2005).
Sumber : http://www.unesco.org/new/index.php?id=138746, diakses Senin 26 April 2021 Pukul 08:02 AM
2 comments :
selamat.... semoga tetap langgeng
semoga.... dan jangan sampai terjadi kerusakan lingkungan yang akan berdampak buruk bagi prestasi itu semua. Mendapatkannya mudah, mempertahankan itu sulit
Post a Comment
komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging