Pemikiran Utama Tentang Komunikasi
Melanjutkan postingan terdahulu saya tentang komunikasi sebagai sebuah ilmu, maka kali ini saya melanjutkan postingan Beberapa pemikiran utama tentang komunukasi yang tentunya ilmu komunikasi yang sekarang ini anda pelajari di bangku kuliah tidak bisa lepas dari tiga pemikiran utama oleh tokoh-tokoh besar negeri Yunani yang tentu saja namanya sudah sering kita dengar. Berikut dibawah ini review ketiga permikiran utama tentang komunikasi.
Studi formal tentang komunikasi dinegara barat dimulai pada abad pertengahan yaitu di Yunani dalam bentuk praktis dan konseptual. Pendekatan konseptual lebih dialamatkan pada filosof sebelum Socrates (Penganut Socratic) yang memperdebatkan tentang kenetralan realitas, pengetahuan dan bahasa. Argumen mereka adalah realitas tergantung konteks waktu, selalu berubah dan memiliki kesempurnaan. Pendekatan praktis ditandai dengan pengkaitan terhadap kegiatan politik dan kepentingan para penduduk Yunani. Dibawah rezim tirani maka terjadi pertenatangan moral dan konflik dalam Negara. Kemenangan seringkali melalui kemampuan argumentasi, karena itulah bagaimana cara berargumen dan mempertahankan pendapat lalu menyerang pihak lain menjadi sesuatu yang harus dikuasi. Ada tiga perjalanan pemikiran tentang hal tersebut di Yunani, yakni:
Era Sophistic, Kaum Sophis lebih tertarik pada peranan dan kekuatan ilmu pengetahuan, lebih kongkret pada kekuatan bahasa dalam dunia dan kehidupan manusia. Mereka mengetahu bahasa sangat terbatas dan alami dengan tidak cermat dalam mendeskripsikan dunia, ambigu dan penuh metaphor. Karen itulah bahasa sangat memungkiinkan untuk dimanipulasi untuk kepentingan tertentu. Ada dua karakteristik bahasa untuk mendapatkan kekuatan : kemampuan untuk memberikan penamaan untuk sesuatu yang tidak terlihat dan kemampuan untuk menyembunyikan suatu aspek yang sebenarnya adalah realitas (kenyataan) yang sesungguhnya. Jadi filosofi kaum sophis adalah kebenaran bukan masalah hakekatnya, melainkan bagaimana membuanya nampak menjadi benar dengan menggunakan kekuatan kata-kata.
Era Platonic, pemahaman Plato tentang konsep komunikasi berbeda dengan kaum Sophis. Dia percaya bahwa realitas konsisten berdasarkan waktu, perubahan bentuk yang melahirkan kebohongan hanya merupakan sisi sebaliknya, perubahan dunia dalam wujud penampilan semata dan hanya diketahui oleh filosof. Melalui pengetahuan dialektika secara benar, maka seorang filosof akan menyinari dan mendapatkan kemampuan pencapaian yang benar dan sejati dengan persepsi dari dunia setipa hari hanya merupakan bayangan semata, retorika hanya menyandarkan diri pada kebenaran dan bukan pada kiat-kiat dan trik argumentasi. Plato berpendapat bahwa retorika amat penting sebagai: (1). Metode Pendidikan; (2). Sebagai alat untuk mencapai kedudukan dalam pemerintahan; (3). Sebagai alat untuk mempengaruhi rakyat.
Era Aristoteian, Arsitoteles muncul sebagai penyatu perbedaan antara Spohis dan Platonic, dimana Aristoteles percaya bahwa kombinasi dengan observasi cermat tentang dunia dan alasan-alasan pendukungnya dengan menggunakan kesesuaian strandar logika, akan menghasilkan pengetahuan sejati tentang esensi dunia dan pengadilan yang baik kesemua itu tergantung dari permasalahan manusia yang mana kepastian itu bukan sesuatu yang tidak mungkin. Dia mengkombinasikan antara perhatian kaum sophis terhadap persoalan actual manusia didunia nyata dengan pencarian kepastian dari Plato melalui argumentasi bahwa kepastian harus dapat diperkirakan dalam permasalahan manusia. Intinya Aristoteles melihat bahwa retorika harus diarahkan pada persuasi.
0 comments :
Post a Comment
komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging