Galor, Begalor, Galoran di Belitung

Dasril Iteza - Arti kata ‘begalor’ adalah bercerita (dalam Bahasa Melayu Belitong). Kata dasarnya adalah ‘galor’ yang artinya cerita. Dalam tatanan adat dan budaya Pulau Belitung (Belitong), begalor artinya bercerita, namun pokok bahasan yang dikupas dalam begalor ini adalah cerita-cerita tentang hubungan keluarga (famili) atau kekerabatan sehingga saling mengenal satu sama lain.

Begalor perlu dilestarikan karena generasi muda sekarang ini terkadang kurang tahu siapa sebenarnya sanak famili mereka. Dengan adanya galor-an, tingkatan silaturahmi akan tetap terjaga.

Tidak  bisa dihitung jumlah manfaat yang didapatkan dari galoran; dengan begalor yang diantaranya adalah mengetahui garis keturunan kekerabatan bahkan hingga ke datuk atau buyut atau bahkan moyang masing-masing (dalam masyarakat melayu Belitong, datuk artinya ayah dan ibu dari nenek atau kakek kita. Sedangkan buyut atinya ayah dan ibu dari datuk kita).

Terhadap begalor ini saya memiliki pengalaman yang sangat berharga dimana saat saya mengunjungi kantor desa di Kecamatan Kelapakampit – Kabupaten Belitung Timur, saya sedikit belagor dengan salah seorang perangkat kantor desa tersebut. Alhasil, usut-punya usut rupanya perangkat kantor desa tersebut masih memiliki hubungan kekerabatan atau family dengan saya (keluarga saya). Hal ihwal yang muasalnya tidak saya ketahui, akhirnya diketahui juga berkat begalor tersebut.

Begalor tidak mesti antara kalangan muda dengan kalangan muda semata. Kesempurnaan begalor dapat dirasakan manakala kita begalor dengan orang-orang tua. Sejauh mana dan seperti apa hasil yang didapat adalah tergantung dari galoran tersebut.

Sayangnya, tidak sedikit dari kalangan muda masa kini yang mengesampingkan hal ini. Padahal ini adalah sesuatu yang penting untuk membuka pintu gerbang masuk terhadap sejauh mana garis kekerabatan famili kita telah terbentang.

-------------------------------------------------------------------------------------