de Eersteling - Kapal Keruk (Emmer Bager) Pertama di Belitung
Dasril Iteza - Pulau Belitung sudah tidak bisa dipisahkan dari timah. Sejak John Francis Loudon dkk, melakukan penelitian hampir diseluruh pelosok Pulau Belitung (Buku John Francis Loudon: De Eerste Jaren Der Billiton-Onderneming) dan menyatakan bahwa Belitung adalah pulau yang kaya dengan kandungan timah, meruntuhkan hasil penelitian Dr. Croockewit – seorang yang ahli mineral-mineral logam tanah – yang menyatakan bahwa di Belitung tidak ada timah.
Hingga akhirnya tanggal 27 Juni 1851, John Francis Loudon dan rombongan tiba diperairan Belitung (Tanjungpandan). Dengan mendaratnya rombongan tersebut, penelitain tentang kandungan timah di Belitung pun dimulai. Dan faktanya – sesuai dengan hasil penelitian Loudon dan rombongan – Belitung memang kaya akan kandungan biji timah.
Timah, Kapal Keruk Pertama dan Era Kapal Keruk (Emmer Bager)
Sebelum dimulainya revolusi penambangan timah di Pulau Belitung secara mekanikal menggunakan mesin Kapal Keruk, selama itu segala aktivitas penambangan timah dilakukan secara manual. Hingga pada tahun 1920, perubahan itu pun terjadi dengan adanya kapal keruk (KK) untuk melakukan pemindahan tanah menggunakan mesin.
Kapal Keruk pertama di Belitung bernama de Eersteling (Bhs. Belanda) yang dalam Bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘Anak Pertama’. Beroperasi pertama kali di Sijuk pada 7 Juli 1920. Sesuai dengan daerah operasinya, nama de Eersteling berganti menjadi KK Sidjoek.
Kapal keruk ini beroperasi dan berproduksi sampai tahun 1938 (18 tahun) yang kemudian di-grounded selama 3 tahun tidak dioperasikan (1930-1933).
Data-data Kapal Keruk de Eersteling/ Anak pertama/ KK Sidjoek ini sebagaimana dikutip dari buku karangan J.C. Mollema, berjudul De Ontwikkeling vanhet Billiton en van de Billiton Maatschappy, adalah:
- Panjang: 42,6 m
- Lebar: 14 m
- Ukuran terbenam: 2 m
- Isi mangkok: 12 kubik
- Kecepatan mangkok: 12 mangkok per menit
- Dapat mengeruk dalam kedalaman: 10 m
Masyarakat Belitung jarang menyebut jenis kapal ini dengan nama Kapal Keruk, akan tetapi masyarakat lebih familiar menyebutnya EB (merupakan kepanjangan dari Emmer Bager).
Setelah KK Sidjoek tidak beroperasi, Belitung banyak di datangkan Emmer Bager. Sumber dari bangkapos online menginformasikan bahwa tercatat lebih kurang ada 17 Kapal Keruk yang pernah menghajar bumi Pulau Belitung.
0 comments :
Post a Comment
komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging