Sumur – Sumur Palembang Abad-18 di Belitung

Blogger Belitung - Tidak dapat diragukan bahwa biji timah di Pulau Belitung itu telah diketahui oleh penduduknya sebelum kedatangan orang Belanda dan juga tidak dapat diragukan bahwa di masing-masing tempat diselenggarakan penggalian-penggalian dalam apa yang disebut dengan nama “Sumur-Sumur Palembang”, contoh sumur-sumur palembang ini dapat dilihat dalam Museum Tanjung Pandan, Belitung.

Sebagai bukti dari kenyataan ini ditemukan barang-barang seperti alat-alat penggalian dan barang-barang keramik disekitar Pegarun, didekat Buding, Pring dan di Kepenai yang terdapat sumur-sumur atau langsung di-kong. (Kong adalah lapisan batuan dasar yang lapuk (verweerd) kaksa-kaksa lapisan timah yang terkumpul diatas kong pada pengalian-penggalian tambang).

Nama “Sumur – Sumur Palembang” asalnya dari Bangka dimana para penduduknya sejak kira-kira tahun 1711 pada waktu melangsungkan perkawinan harus membayar kurang lebih 10 kilogram timah kepada Sultan Palembang. Jadi mereka terpaksa untuk mengerjakan penggalian-penggalian. Walaupun penduduk Belitung tidak perlu membayar pajak yang sedemikian itu, menurut dugaan bahwa mereka (walaupun mungkin hanya sementara waktu), dipakasa oleh bajak laut untuk mengerjakan penggalian biji timah, yang dilakukan sepanjang pinggir-pinggir lembah, jadi dimana letaknya lapisan biji timah itu tidak sangat dalam dan dimana hanya terdapat sedikit gangguan air dari mata air, lalu digali-lah sumur-sumur sampai ke lapisan biji timah itu.

Sumber : R. OSBERGER - Buku Ringkasan Perkembangan Petambangan Timah di Belitung, terjemahan D.S. Kamil – Tebit 1 Maret 1962, Hlm-2.

-------------------------------------------------------------------------------------