Keramik Belitung hanya tinggal Kaolin Belitung
Dasril Iteza - Tanggal 22 Mei 1976 silam, Tempo pernah memuat berita tentang Keramik Belitung. Pada bagian akhir artikel terulis suatu prediksi “Bukan tidak mungkin pula suatu waktu yang tinggal hanyalah kaolin Belitung, Bukan keramik Belitung”. Predikisi ini terbukti tepat dan menjadi kenyataan sekarang ini.
Pulau Belitung dikenal dengan timahnya. Ini adalah kenyataan. Meski demikian, Belitung juga pernah dikenal karena keramiknya. Wajar! Pabrik keramik modern pernah mengisi bagian sejarah Pulau Belitung, khususnya Kota Tanjungpandan karena Pabrik keramik yang bernama PT KIA, awalnya bernama CV Keramika Indonesia berdiri tahun 1953, hingga akhirnya kolaps pada tahun 1990an. Tidak kurang seperempat abad keramik-keramik Belitung dikenal orang. Bahkan di tahun 1960-an orang merasa bangga menyimpannya di rumah. Karena mutunya dianggap tak berbeda dengan keramik atau porselen asal negara-negara penghasil keramik tradisionil lainnya di Asia, seperti Cina, Taiwan dan Jepang. Bahkan orang-orang kelas atas pun tak segan-segan memajangnya.
Bahan baku utama pembuat keramik Belitung adalah Kaolin. Kaolin di Belitung tidak sulit menemukannya. Hampir di mana-mana, tanah lempung kuning atau coklat muda terhampar begitu luas. Adapun warna kuning kaolin itu disebabkan adanya pigmentasi hidrosit besi. Untuk membebaskannya dari campuran kwarsa dan mika, cukup guyur saja dengan air. Maka kaolin yang kenyal seperti lempung itupun jadilah. Tanah yang disebut kaolin biasanya punya komposisi campuran: 46.3% silika, 39.8% aluminium dan 13.9% air (Hidrous Alumunium Silikat - 2H2O.Al2O3.2SiO2). Karena itulah, sebelum lempung tersebut dipanasi atau langsung diangkut dengan truk, kotak-kotak seluas tempat pembuatan garam, diperlukan.
Konon, Kaolin berasal dari bahasa Cina, Kau-ling, yang berarti ‘High Mountains’, merupakan nama sebuah desa dekat King-te-ching di Kiangsi (atau Tsiansi), tempat pertama kali Kaolin ditambang pada sekitar abad ke-7. Oleh karena itulah, Kaolin disebut juga ‘Lempung Cina’.
Kini Keramik Belitung sukar untuk ditemukan, bak mencari jarum dalam jerami, seiring kolapsnya pabrik keramik 1990an. Pabrik keramik PT KIA, kini hanya menjadi bagian dari sejarah yang terukir di Belitung dengan menyisakan puing-puing reruntuhan yang mudah dikenali dengan 2 (dua) cerobong raksasa dekat tungku pembakaran keramik yang terletak di Jalan A. Yani Tanjungpandan, tidak jauh dengan Kantor Bupati Belitung serta Eks. Kolong Keramik.
0 comments :
Post a Comment
komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging