Diktator – Jual Diktat Beli Motor
Dasril Iteza - Jual diktat beli motor yang familiar disingkat diktator adalah istilah yang sering kami pakai untuk menyikapi beberapa oknum guru pendidik yang mengharuskan kita membeli diktat buatannya sendiri. Para murid diwajibkan harus, sekali lagi harus membeli diktat buatannya tersebut!
Pernah mengalami saat kita “dipaksa” untuk membeli modul pelajaran bernama diktat? Setidaknya hal seperti ini terjadi saat kita menempuh pendidikan di SMP dan SMA dulu. Oke, gan sejenak kita intermezo dulu untuk update postingan blog sederhana ini.
Pada masa saya mengenyam pendidikan SMP dulu, ada seorang oknum guru yang membuat diktat untuk sebuah mata pelajaran tertentu dan langsung saja membagi-bagikannya pada seluruh murid dalam kelas binaannya. Kami pun senang sekali dapat diktat tersebut, karena dengan baik hatinya oknum guru tersebut memberikan diktat secara cuma-cuma. Kegembiraan kami sirna seketika manakala oknum guru tersebut mengatakan bahwa diktat yang diberikannya harus dibayar sebulan setelah itu. What? Hehe...hehhe...
Menginjak jenjang SMA, ada juga oknum model guru yang demikian, hanya saja caranya agak intelek dibandingkan dengan oknum guru ketika di SMP tadi. Dengan pemahaman-pemahaman (baca = rayuan) terhadap mata pelajaran yang diempu-nya dan dipertegas dalam diktat yang dibuatnya, kami pun termakan rayuannya dan singkat cerita kami pun “menyetujui” untuk membeli diktat buatan sang pendidik tersebut.
Selang beberapa bulan kemudian, setelah para murid membayar semua diktat tersebut, oknum guru ini sontak mengganti tunggangannya. Dari motor model lawas menjadi motor yang populer keluaran tahun itu. Hahaha.
Entah siapa yang memulai, akhirnya julukan Jual Diktat Beli Motor alias Diktator, melekat pada oknum guru tersebut menggema diseluruh SMA tempat kami belajar dan di SMA lain tempat oknum guru tersebut mengajar.
Ya, mungkin saja ditempat agan-agan semua ada juga model seperti yang saya ceritakan diatas, namun saya tidak ingin menjustifikasi itu berlaku untuk semua tenaga pendidik, oleh sebab itulah saya menggunakan istilah oknum karena memang faktanya tidak semua guru di SMP dan SMA tersebut yang menjadi Diktator.
Meski demikian, oknum guru yang digelari diktator, jual diktat beli motor adalah fakta juga dalam warna warni dunia pendidikan.
Menginjak jenjang SMA, ada juga oknum model guru yang demikian, hanya saja caranya agak intelek dibandingkan dengan oknum guru ketika di SMP tadi. Dengan pemahaman-pemahaman (baca = rayuan) terhadap mata pelajaran yang diempu-nya dan dipertegas dalam diktat yang dibuatnya, kami pun termakan rayuannya dan singkat cerita kami pun “menyetujui” untuk membeli diktat buatan sang pendidik tersebut.
Selang beberapa bulan kemudian, setelah para murid membayar semua diktat tersebut, oknum guru ini sontak mengganti tunggangannya. Dari motor model lawas menjadi motor yang populer keluaran tahun itu. Hahaha.
Entah siapa yang memulai, akhirnya julukan Jual Diktat Beli Motor alias Diktator, melekat pada oknum guru tersebut menggema diseluruh SMA tempat kami belajar dan di SMA lain tempat oknum guru tersebut mengajar.
Ya, mungkin saja ditempat agan-agan semua ada juga model seperti yang saya ceritakan diatas, namun saya tidak ingin menjustifikasi itu berlaku untuk semua tenaga pendidik, oleh sebab itulah saya menggunakan istilah oknum karena memang faktanya tidak semua guru di SMP dan SMA tersebut yang menjadi Diktator.
Meski demikian, oknum guru yang digelari diktator, jual diktat beli motor adalah fakta juga dalam warna warni dunia pendidikan.
0 comments :
Post a Comment
komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging