Misteri Disekeliling The Jomon Culture
Dasril Iteza - The Jomon Culture. Di negeri yang terkenal dengan sebutan matahari terbit atau negeri yang menyembah “Amaterasu” ini memiliki tingkatan zaman demi zaman. Zaman tersebut tebagi-bagi dalam bebarapa kurun waktu, terkadang ribuan tahun dari satu zaman ke zaman lainnya. Akan tetapi disini saya tidak akan mengulas satu demi satu zaman yang ada di Jepang. Saya akan mengulas suatu zaman dalam Jepang kuno yang dikenal dengan nama The Jomon Culture (atau Budaya Jomon atau Jomon Jidai atau The Jomon Period).
Mengapa saya tertarik ingin mengulas zaman - The Jomon Culture - ini? Tidak lain karena ada beberapa misteri yang mengusik perhatian saya. Seperti apa misterinya, mari kita telusuri…
Budaya Yang Seperti Apakah Jomon itu?
Zaman Jomon (atau The Jomon Culture atau Jomon Jidai atau Jomon Period) menurut para ahli diperkirakan berlangsung dari sekitar 14.000 SM hingga 300 SM. Hal ini dikarenakan adanya tanda-tanda pertama peradaban dan pola hidup stabil manusia yang muncul sekitar 14.000 SM dengan adanya kebudayaan Jomon. Kebudayaan tersebut bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik. Mereka tinggal di rumah-rumah yang dibangun di atas tanah yang digali dan di atasnya didirikan rumah beratap dari kayu.
Masyarakat pada zaman ini sudah mengenal bentuk awal dari pertanian, namun belum mengenal cara menenun kain dan pakaian dibuat dari bulu binatang. Orang zaman Jōmon mulai membuat bejana tanah liat yang dihias dengan pola-pola yang dicetakkan ke atas permukaan bejana sewaktu masih basah dengan menggunakan tongkat kayu atau tali atau simpul tali. Walaupun hasil penelitian menimbulkan keragu-raguan, namun menurut tes penanggalan radiokarbon, beberapa contoh tembikar tertua di dunia berasal dari Jepang, konon katanya dari zaman Jomon tersebut. Ada kecenderungan kebudayaan Jomon lebih berkembang di Jepang bagian timur berdasarkan jumlah situs penggalian dan beragam jenis barang tembikar yang berhasil ditemukan.
Konon lagi katanya, berdasarkan analisis DNA menunjukkan bahwa Suku Ainu yang merupakan penduduk asli Hokkaido dan bagian utara Pulau Honsu adalah keturunan orang-orang zaman Jomon yang konon merupakan keturunan dari manusia pertama penghuni Jepang!
Menghilangnya Jomon Jidai
Nah, inilah yang sebenarnya membuat saya tertarik untuk membahas Jomon Jidai ini. Ada sebentuk fakta unik. Seperti yang telah anda semua baca di awal-awal tulisan, bahwasanya Zaman Jomon ini diperkirakan berlangsung dari sekitar 14.000 SM hingga 300 SM. Namun tahukah anda, ketertarikan saya adalah tentang periode berakhirnya zaman Jomon ini. Seperti yang anda baca, akhir dari zaman ini adalah tahun 300 SM. Namun tahun 300 SM tersebut dinyatakan bahwa zaman Jomon Tiba-Tiba Mengilang! Inilah yang menjadi misteri dan yang mendasari ketertarikan saya menulis postingan ini. Anda semua paham dengan makna “tiba-tiba”, bukan? Tidak ada angin tidak ada petir budaya yang telah berusi belasan millennium tersebut tiba-tiba menghilang! Ada apa sebenarnya?
Ada sebuah teori dari para ahli, bahwa penyebab utama menghilangnya Jomon Jidai ini secara tiba-tiba yaitu mereka yang mendukung kedatangan Ekspedisi Jofuku atau Xu Fu ke Jepang. Teori tersebut berkata “The Jomon Culture yang telah ada di zaman Jepang kuno selama lebih dari 6.000 tahun yang tiba-tiba menghilang sekitar 300 SM”. Perlu diketahui, hal ini telah menjadi kredit dengan menjadi katalis bagi para pengembang masyarakat atau kebudayaan Jepang kuno.
Alasannya adalah Teknik pertanian dan pengetahuan yang dibawa oleh rombongan Jofuku dikatakan telah meningkatkan kualitas hidup orang Jepang kuno dan Jofuku ini dikatakan telah memperkenalkan banyak tanaman dan teknik-teknik baru untuk zaman Jepang kuno. Karena hal-hal demikianlah Jofuku ini disebut sebagai "Dewa Pertanian", "Dewa Obat" dan "Dewa Sutra" serta segudang gelar-gelar lainnya di Jepang.
Mungkin ada banyak teori lain tentang menghilang secara tiba-tiba-nya Jomon Jidai ini, namun hal ini sudah tidak menarik lagi bagi saya sebagai bahan perbandingan, apalagi setelah mengetahui bahwa kedatangan Jofuku ke Jepang telah menjadi kredit dengan menjadi katalis bagi para pengembang (mungkin maksudnya juga adalah sejarawan) kebudayaan atau masyarakat Jepang kuno. Ini artinya - menurut pemikiran saya – mayoritas para ahli dan sejarawan sepakat bahwa menghilangnya zaman Jomon tersebut tidak lain memang karena kedatangan Jofuku dari Cina ke Jepang yang membawa pengetahun serta teknik-teknik peranian dll.
Selain misteri menghilang secara tiba-tiba Jomon Jidai tersebut, disisi lain ada juga misteri yang mengherankan para arkeolog serta mungkin peneliti alien. Yaitu sebuah artefak dinamakan Dogu. Seperti yang dituturkan diatas, Jomon Jidai diketahui merupakan orang-orang yang pertama kali menggunakan tanah liat untuk membuat beberapa peralatan tembikar. Yang lebih misterinya adalah artefak bernama Dogu tersebut adalah salah satu peninggalan mereka yang banyak dijadikan bukti akan kehadiran Astronot Kuno.
Dogu
(Gambar Kehormatan dari w-yakimono)
Benda ini, menurut para arkeolog sangat menarik sekaligus membingungkan. Dogu digambarkan menyerupai sosok astronot modern yang dibekali beberapa peralatan canggih pada baju luar angkasanya. Setidaknya ada sekiktar 30 obyek yang melekat pada tubuh Dogu dikatakan meyerupai dengan peralatan astronot masa kini. Kalimat terkenal yang sering diucapkan para penganut teori Astronot kuno tentang Dogu tersebut adalah “Dogu memiliki detail yang sempurna akan sosok Astronot masa silam”.
Jika anda pernah melihat atau setidaknya membaca artikel tentang artefak primitif yang sama dari seluruh dunia (misalnya budaya Valdivia Ekuador) ada kemiripan tertentu yang tidak dapat dijelaskan dalam istilah logis, rasional atau ilmiah. Mungkin telah menjadi bagian dari kesadaran kolektif masing-masing zaman, apakah bumi ini sebenarnya memiliki pengunjung ruang angkasa dari sebuah galaksi yang jauh? Entahlah! Namun, Dogu ini diyakini tampaknya cocok untuk sebuah kemiripan!
Namun ada juga yang mengatakan lain yaitu alasan pembuatan Dogu masih belum jelas, namun diduga Dogu menjadi efigi yang mengandung sihir. Contohnya, dipercaya bahwa penyakit dapat dipindah kedalam Dogu, lalu setelah Dogu hancur, penyakit hilang. Selain itu penyakit ketidakberuntungan juga dapat dipindahkan. Yang lebih aneh lagi, Beberapa Dogu yang rusak menghubungkan dengan mitos asal Indonesia dari Hainuwele di Pulau Seram.
Kalau kedatangan rombongan Jofoku merupakan penyebab dari menghilang secara tiba-tibanya Jomon Jidai, saya pikir mungkin sudah bukan misteri lagi, atau setidaknya misteri tersebut telah terungkap karena ditunjang oleh suara mayoritas sejarawan yang menyatakannya seperti itu. Namun, perkara tentang Dogu yang menyerupai figur astronot, hal ini masih memerlukan pembuktian jauh lebih lanjut. Sedangkan yang berhubungan dengan Indonesia juga tidak kalah unik dan misterinya, bukan? Haiiikkk!…. Jepang Memang penuh misteri!!
Keterangan:
Pertama. Sumber dan Link Back telah saya sertakan dalam postingan diatas!
Kedua. Jika kalian mengklik link “Ekspedisi Jofuku atau Xu Fu” diatas kemudian anda membaca artikelnya, akan tetapi mungkin juga anda pernah membacanya di blog lain yang beralamat di http://webiteza.blogspot.com/, blog ini sebenarnya adalah blog milik saya juga, namun karena sesuatu dan lain hal, blog tersebut telah di delete oleh pihak Blogger.com. Hal ini saya maksudkan tidak lain untuk menghindarkan tuduhan anda kepada saya, bahwasanya saya telah menduplikat isi artikel Jofuku tersebut dari alamat blog yang telah menghilang tersebut. Okey? Thanks a lot!
Nah, Jadi apa pendapat anda?
2 comments :
kaya yg di doraemon petualangan
hehe... mungkin juga ide awal dr doraemon itu yah dr Dogu ini....
who knows?
Post a Comment
komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging