Tugu Batu Prasasti Pionir Penggalian Timah di Belitung
Dulu sewaktu saya masih kecil, sering saya diajak oleh Bapak saya jalan-jalan kearah pusat Kota Tanjungpandan yang ada Jam Gede-nya (Sekarang ini bangunan Jam Gede telah difungsikan sebagai Bharata Departemen Store) dan saya masih bisa melihat Jam Gede yang asli serta di depan halaman bangunan Jam Gede tersebut terdapat tugu batu yang diatasnya ada patung tangan manusia yang sedang memegang sebuah peralatan untuk menggali tanah (dan bukan memegang Parang seperti yang tertulis dalam milis BelitungIsland)! Belakangan di ketahui bahwa pemilik tangan batu tersebut bernama K.A. Jalil atau di kenal juga dengan nama Tuk Jalil (Tuk = Datuk, jadi Datuk Jalil)!
Setelah sekian lama hingga sekarang ini, tugu batu yang memegang alat untuk menggali tanah tersebut sudah tidak bisa anda lihat lagi di halaman Jam Gede atau lebih tepatnya di halaman Bhatata Departemen Store karena pemerintah setempat sudah mebuat pelebaran jalan. Sekarang ini dihalaman tersebut bisa anda lihat replica Batu Satam ditopang diatas Lima Pilar yang konon akan diharapkan dan difungsikan sebagai Landmark Kota Tanjungpandan pengganti Jam Gede yang sekarang ini sudah tidak jelas dimana rimbanya.
Namun, bukan Jam Gede atau Batu Satam yang mengusik perhatian saya, akan tetapi tugu batu dengan sekepal tangan yang memegang alat penggali tanah-lah yang sebenarnya menjadi topic tulisan ini.
Setelah sekian lama mencari-cari, akhirnya saya menemukan bahwa tugu batu dengan sekepal tangan yang memegang alat penggali tanah rupanya telah dipindahkan di depan plang papan nama Museum Tanjungpandan (Museum Geologi Belitung). Disamping itu, di tugu batu tersebut terdapat – yang kalau boleh saya katakana – prasasti yang menjelaskan cikal bakal penambangan Timah di Pulau Belitung yang di pelopori atau di-pionir-i oleh orang Belanda yang bernama: JOHN FRANCIS LOUDON, VINCENT G. BARON VAN TUYUL VAN SEROOSKERKEN serta beberapa nama lain terukir dalam tugu batu prasasti tersebut dalam Bahasa Belanda (lihat gambar dibawah!)
Namun sayangnya, masyarakat Belitung seolah-olah tidak mempedulikan tugu tersebut dipindahkan serta kepedulian kalanggan peneliti atau Sejarawan untuk mengungkap lebih jauh dan lebih dalam asal muasal penambangan timah di Belitung yang telah mengalkan kutukan berupa geroak lobang kolong yang jumlahnya mungkin lebih dari seratus dan menyebar di seluruh daratan Pulau Belitung!
Keterangan:
1). Photo Bangunan Jam Gede di Tanjungpandan warna hitam putih yang didepannya masih ada tugu batu prasasti pionir dengan jam saat photo dibuat menunjukkan waktu pukul 07.30 pagi WIB (atau jam Setengah Delapan pagi) saya dapatkan dari seorang rekan yang berdomisili di Manggar – Kabupaten Belitung Timur! Namun sayangnya, photo tersebut tanpa keterangan tahun pembuatan)
2). Photo-photo berwarna diatas adalah asli jepretan saya sendiri saat saya mengunjungi Museum Tanjungpandan pada Desember 2010 yang lalu!
0 comments :
Post a Comment
komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging