Mengais rezeki dari sisa-sisa kebesaran timah masa lalu

Manggar – sekarang ini merupakan Ibukota Kabupaten Belitung Timur – pernah menjadi pusat aktivitas penambangan timah di Pulau Belitung yang menurut sebuah catatan di prasasti dimulai sekitar abad 19 dan dipelopori (pioneer) oleh orang-orang Belanda dengan beberapa nama seperti yang tercatat dalam prasasti tugu batu tersebut, diantaranya adalah John Francis Loudon, Vincent G. Baron Van Tuyll van Serooskersen, Johanness F. Den Dekker dan beberapa nama lainnya seperti yang bisa anda lihat pada photo dibawah ini.

Di salah satu daerah – masih kawasan Kabupaten Belitung Timur – yang berjarak sekitar 20 menit perjalanan dengan sepeda motor, saya dan beberapa orang teman mencoba mengais rezeki dengan menambang timah. Ini sebenarnya saya lakukan guna mengisi liburan kemarin serta liburan weekend. Sesampainya di lokasi, Sebentuk ironi langsung muncul dalam benak saya bahwa saya dan kawan-kawan harus berkubang lumpur, latak, becek dsb guna mengais rezeki mencari sekilo dua kilo bih timah yang dihargai seratusan ribu perkilonya. Ironis karena kami serta para penambang-penambang lain harus “turun tangan” seolah-olah kemakmuran dan melimpah ruahnya timah masa lalu seolah-olah tidak mensejahterakan penduduk Pulau Belitung. Belitung yang kaya akan timah, namun penduduknya bisa dikatakan jauh dari kemakmuran.

Beberapa photo didalam postingan ini merupakan hasil jepretan saya sendiri yang memvisualisasikan lokasi penambangan timah –- tempat dimana kami selama beberapa hari ini harus berkubang lumpur, diguyur hujan serta deraan sambaran petir yang setiap saat bisa merenggut selembar nyawa kami!

-------------------------------------------------------------------------------------