Tahapan Studi Efek Komunikasi Masa

Penelitian yang berkaitan dengan sosialisasi pada umumnya dan komunikasi pada khususnya dikelompokkan dalam tiga tahap. Tahap pertama, studi yang memusatkan diri kita pada pesan media masa yang disebut content analysis. Tahap kedua, penelitian tentang tahap sosialisasi umumnya diarahkan pada usaha untuk mengetahui bagaimana seseorang menyetujui suatu pesan yang actual yang disukainya. Tahap ketiga, penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui efek apa yang dialami oleh khalayak, efek yang dimaksud meliputi tiga tataran yaitu, kognitif, efektif maupun konatif (behaviour), atau ada salah satu efek yang menonjol. Sangat banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat bagaimana efek media massa atas khalayak, dan semuanya memperlihatkan suatu kesimpulan bahwa ada hubungan antara ada pesan-pesan dari suatu media dengan proses sosialisasi terhadap para pembacanya yang usianya semakin tua. Disisi lain, ada peningkatan kesadaran yang dirasakan oleh anak-anak yang usianya lebih muda untuk mengetahui suatu persoalan yang disosialisasikan melalui media massa. Bagaimana komunikasi massa memberikan kontribusi terhadap proses sosialisasi, ada dua teori menarik yang diterangkan untuk mencoba menjawab pertanyaan diatas yaitu modeling theory dan teori tahapan sosial.

Muara dari modeling theory sebenarnya pada teori psikologi yaitu social learning theory. Penekanan social learning theory adalah pada bagaimana individu mengamati aktivitas orang lain kemudian mengadopsi perilakunya sebagai bentuk aktivitas untuk menghadapi masalah dalam beragam situasi dan kondisi atau kejadian-kejadian lain didalamnya. Menurut Albert Bandura (Hardy-1985), teori ini menjelaskan bagaimana manusia belajar secara langsung dari pengalamannya sebaik-baiknya dalam menjadikan sesuatu yang pernah diamatinya itu sebagai model. Menurut dia, proses belajar ini dilalui dalam Beberapa tahap [1]. Proses memperhatikan, [2]. Proses mengingatkan, [3]. Proses gerakan untuk menciptakan kembali, [4]. Proses mengarahkan gerakan sesuai dengan dorongan. Media massa telah mampu untuk mengisi empat tahapan tersebut. Media massa melalui pesan-pesannya dapat mengakibatkan seseorang untuk lebih memperhatikan suatu pesan tertentu, mengingatkan kembali pengalamannya. Media juga mampu mendorong, atau mempercepat proses gerakan, reaksi untuk menciptakan kembali cara-cara yang sama yang pernah dilakukannya. Akhirnya media mampu meneguhkan motivasi yang dimiliki seseorang. Dalam tataran lebih jauh, media menawarkan etika atau system system nilai tertentu yang disebut Joseph A. Devito dengan konsep meng-etika-kan (ethicizing). Dengam mengungkapkan secara terbuka adanya penyimpangan tertentu dari suatu norma yang berlaku (misalnya skandal Watergate di AS dan skandal Mobil Timor di Indonesia atau Beberapa skandal yang sedang panas-panasnya belakangan ini), media merangsang masyarakat untuk mengubah situasi (Devito, 1997). Dengan berdasarkan diri pada teori belajar sosial ini maka ada empat teori yang mencoba menerangkan tentang bagaimana pengaruh media yaitu (1). Teori Chatarsis, (2). Teori Aggressive Cues, (3). Teori Reinforcement, dan (4). Teori Belajar Mengobservasi. Intinya media digambarkan memberikan peluang yang membuat daya tarik besar dari pola-pola perilaku yang dinyatakan media oleh komunikatornya. Proses pemodelan ini digunakan untuk menggambarkan secara umum bagaimana pembentukan perilaku yang baru melalui penggambaran media.

Teori harapan sosial biasanya diterangkan oleh ilmu sosiologi yang memandang bahwa interaksi social manusia juga meliputi kemungkinan harapan yang dilimpahkan oleh setiap orang dalam mencapi tujuan setiap interaksi. Penjelasan hal ini dapat dilihat melalui teori harapan yang dikaitkan dengan keberadaan kelompok. Menurut Charles H. Cooley, merupakan suatu kenyataan bahwa orang-orang dalam suatu kelompok mengorganisasikan pertukaran informasi diantara mereka dalam satu suasana saling pengertian. Maka dengan begitu sebenarnya daintara orang yang saling berhubungan dengan cara-cara tertentu telah ada saling pengertian dan harapan yang diantisipasi terlebih dahulu. Pola-pola perilaku yang tumbuh dan mengatur stablilitas melalui nilai dan norma aturan berinteraksi antara pribadi secara bersama-sama dianamakan organisasi social. Dalam organisasi social selalu terdapat struktur tertentu yang berperan untuk mengatur hubungan-hubungan dalam organisasi sehingga setiap organisasi berperan sesuai dengan harapannya sendiri maupun harapan orang lain. Dalam tataran tertentu organisasi media masa juga melahirkan harapan bagi manusia.

Media massa merupakan suatu sumber yang mampu mempengaruhi harapan social suatu individu dari suatu organisasi social maupun kelompok khas dalam masyarakat yang semakin modern. Melalui isi media massa, maka media dapat memberikan gambaran atau melukiskan keberadaan norma-norma, peran tertentu yang harus dimainkan seseorang, dan sanksi tertentu bagi setiap jenis pelanggaran dalam kelompok kehidupan social (Liliweri, 1999). Teori yang mencoba untuk menerangkan bagaimana media massa secara potensial mempengaruhi norma-norma dan batasan-batasan situasi perorangan yang disebut Cultural Norms Theory. Intinya yang kemudian dapat dijelaskan bahwa setiap oaring yang menjadi anggota khalayak pembaca suatu media massa cenderung mengharapkan komunikasi massa memberikan hal-hal yang sesuai dengan norma, nilai dan peran, malah menunjukkan sanksi-sanksi yang dapat diberikan sebagai harapan mereka.

Hubungan antara harapan social terhadap media massa dapat diringkas dalam beberapa proporsi. Pertama, pola-pola organisasi social dalam bentuk norma-norma, peran, jenjang social serta sanksi-sanksi social termasuk bentuk-bentuk perilaku tertentu dari suatu kelompok social masyarakat yang sering digambarkan oleh media massa (sebagai isi pesan media massa) secara terbuka. Kedua, gambaran tersebut bagi sebagian kelompok social tertentu mau tak mau kelihatannya sebagai suatu kebenaran yang “asli” sehingga mendorong untuk mempercayainya sebagai suatu kebenaran. Ketiga, manakala pesan-pesan media itu berkaitan erat dengan suatu kenyataan hidup, maka para anggota dari suatu khalayak lalu mengasimilasikan atau menyamakan dengan arti yang harus dipelajari sebagai suatu harapan social. Keempat, harapan terhadap pesan media merupakan suatu bagian yang penting untuk dipahami oleh setiap orang dalam kelompok tertentu. Kelima, orang memiliki setumpuk harapan tertentu terhadap perilaku para anggota dari berbagi anggota kelompok lain yang diharap bisa menjadi pelajaran penting dalam tata social. Keenam, harapan terhadap media membantu manusia memberikan suatu panduan aksi bagi setiap individu dalam memainkan pesan dalam kelompoknya maupun berhubungan dengan kelompok lain yang lebih bervariasi.

-------------------------------------------------------------------------------------



0 comments :

Post a Comment

komentar dari anda semua adalah komentar yang memiliki relevansi dengan posting artikel diatas dan saya sangat menghargai kunjungan serta komentar-komentar cerdas dari anda semua! Thanks and Happy Blogging

Hubungi Saya

Name

Email *

Message *

Page RankBlogarama - Blogging Blogs
eXTReMe Tracker