Showing posts with label essai. Show all posts
Showing posts with label essai. Show all posts

THR si Tunjangan Hari Raya (Untuk Lebaran)

Dasril Iteza - Bagi para karyawan suatu perusahaan, Tunjangan Hari Raya merupak hal yang sangat dinanti-nantikan kemunculannya. Berbagai pembicaraan seputar THR mewarnai aktifitas kerja selama Bulan Suci Ramadhan. Besarnya bayaran THR pun berbeda beda sesuai dengan kebijakan perusahaan itu sendiri tetapi acuannya adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 6 Tahun 2016. Disamping besaran jumlah, biasanya THR dibagikan seminggu menjelang lebaran. Ini dikarenakan setiap rumah tangga ingin berbenah dan mempersiapkan segala sesuatunya menyangkut tetek bengek Lebaran.

Eagle Flies Alone

Dasril ItezaEagle Flies AloneElang Terbang Sendiri - Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengagumi sosok (Alm.) Prof. Dr. Riswandha Imawan (1955-2006)., Pengamat Politik dan sekaligus Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat konten situs blog

Dasril Iteza - Sebenarnya, hal-hal seperti apa yang harus diperhatikan dalam membuat konten situs blog? Jika kita browsing diinternet, tentu kita akan mendapatkan banyak sekali informasi yang menjurus ke permasalahan tersebut. Semenjak saya mengelola situs blog sederhana ini dari tahun 2008 silam hingga sekarang ini, tentu sedikit banyaknya saya juga mengamati beragam informasi yang disajikan dalam upaya pembuatan konten situs blog yang berkualitas dan tidak hanya mejeng di halaman utama SERPs.

Seberapa cepat gambar profile muncul di halaman hasil pencarian Google Search Engine?

Sekarang ini jika melakukan pencarian menggunakan Google Search Engine, maka hasil pencarian yang ditampilkan oleh Google semakin menarik, karena setiap informasi yang disajikan mayoritas memiliki gambar profile yang mewakili para pemilik/ pembuat informasi tersebut. Dimaknai bahwa artikel informasi tersebut jelas siapa pemilik/ pembuatnya karena telah ditampilkan oleh Google dalam halaman hasil pencarian tersebut.

Membuat hal tersebut bukan perkerjaan sulit. Siapapun bisa melakukannya. Namun bukan hal itu yang akan saya bahas, melainkan sebentuk pertanyaan: “Seberapa cepat gambar profile muncul di halaman hasil pencarian Google Search Engine?”

Anda-anda semua yang baru saja melakukan kustomisasi pada blog kesayangan anda untuk membuat agar wajah tampan dan atau wajah cantik anda bisa ditampilkan oleh Google, pasti bertanya-tanya, ‘kapan Google akan mengabulkan permohonan tersebut?’ Sebenarnya saya pun memiliki pertanyaan serupa dengan anda-anda semua!

Dibawah ini saya akan menampilkan kutipan dari artikel seorang blogger terkenal Indonesia yaitu Brother Agus Ramadhani si pemilik www.o-om.com! Kalian pasti sudah familiar dengan nama dan alamat blog tersebut, bukan? Kutipannya adalah:
......Perlu juga diketahui bahwa tidak ada jaminan gambar anda akan tampil, semua tergantung analisa Google itu sendiri setelah merayapi halaman anda.” 
Sumber: http://www.o-om.com/2011/11/menampilkan-gambar-profile-dihalaman.html

Kita harus sepakat dengan master blogger www.o-om.com diatas, karena memang faktanya tidak akan pernah secara instan Google akan langsung menampilkan wajah cantik, wajah tampan anda begitu anda telah selesai melakukan langkah-langkah kustomisasi pembuatan gambar profile diatas. Semua itu memerlukan waktu!

Saya tidak mengetahui anda akan memakan waktu berapa lama akan tampil, terlebih lagi tidak ada jaminan. Pada kasus saya, kurang lebih dalam rentang waktu 2 x 24 jam, gambar profile saya telah muncul di halaman hasil pencarian Google. Saya melakukan langkah-langkah kustomisasi tersebut tanggal 13 Juli kemarin dan hari ini saya telah bisa melihat hasilnya, Sebagaimana yang bisa kalian lihat pada screenshot dibawah. Langkah-langkah kustomisasi pada blog saya mengikuti cara yang diajarkan oleh brother Agus Ramadhani diatas. Terimakasih banyak atas ilmunya, brother Agus!


Dengan munculnya wajah tampan wajah cantik anda pada setiap tampilan situs blog, akan membuat SEO semakin indah karena diperindah oleh mereka-mereka yang memajangkan wajahnya dengan dasar bahwa sayalah pemilik konten artikel yang muncul di halaman hasil pencarian Google, dan ini setidaknya akan membuat si tukang Copy Paste (copas) akan merasa malu jika ikut-ikutan memajang wajahnya dengan konten artikel yang di copas tuntas dari blog situs tetangga yang telah lebih dahulu memajangkan wajah tampan wajah cantiknya.

Sedikit keluar batas pembicaraan, dengan adanya tampilan gambar profile pada halaman hasil pencarian Google, sepetinya semakin melipat Bing.com dan Yahoo.com dalam jagad persaingan popularitas mesin pencari yang paling banyak digunakan!

Well, sebagai penutup artikel sederhana diatas, saya ingin mengetahui dengan bertanya kepada anda: Seberapa lama anda menunggu gambar wajah tampan wajah cantik profile anda muncul di halaman hasil pencarian Google?

Belajar Forex - InstaFXSchool, satu-satunya tempat yang paling pas buat Anda dalam belajar forex

Dasril Iteza - Anda ingin belajar forex? Ingin meraih kesuksesan dan keuntungan yang terus-menerus dalam transaksi forex Anda? Sudah tepat rasanya jika Anda mengunjungi website ini. Di InsatFX ini Anda akan mendapatkan semua yang Anda butuhkan untuk bisa meraup keuntungan yang konsisten di bisnis ini. Metode yang diterapkan di sini mudah dipahami oleh siapapun.

Hobi koleksi uang kuno - uang lama

Hobi koleksi uang kuno atau uang lama - Selain menyukai aktivitas blogging, belakangan ini saya juga tertarik untuk mengoleksi uang kuno atau uang yang relatif lama – baik itu uang kertas kuno atau uang koin logam sekalipun. Beberapa dari koun logam lama serta uang kertas kepemilikan saya tersebut telah dipublikan dalam blog ini.

Bukan karena lantaran uang lama tersebut – jika beruntung – akan memiliki nilai jual atau nilai tukar tinggi, akan tetapi memang semata-mata untuk mengoleksi uang yang tidak/ belum pernah saya temui sebelumnya, salah satu contoh uang yang baru pertamakali saya lihat adalah uang logam Rp. 10,- (sepuluh) rupiah.

Bisa mengoleksi dan menyimpan sesuatu yang berbau lampau, kuno memiliki arti tersendiri buat diri saya mengingat sekarang ini bukan perkara mudah untuk mendapatkan uang-uang lama tersebut, kalaupun bisa, harus mencari siapa yang mau menjual dan pada kisaran berapa jesnis uang lama tertetntu tersebut akan dilepas! Jika sudah demikian posisi sang penjual sedikit banyaknya sudah pasti berada “di atas angin”.

Beberapa koleksi uang kuno atau lama yang saya koleksi kebanyakan saya temukan dirumah sendiri, uang-uang tersebut mungkin belum sempat dibelanjakan hingga kahirnya mencapai “tidak laku”, “tidak bisa untuk transaksi” lagi.

Karena kesibukan di dunia nyata, pelebaran sayap untuk mencari uang lama ke berbagai daerah lainnya, belum bisa dilakukan. Alhasil koleksi pun belum tidak sebanyak mereka-mereka yang sudah berkecimpung sejak puluhan tahun lalu.

Meski demikian, setidaknya saya cukup puas dengan apa yang sekarang saya miliki dan puas juga karena sedikit banyaknya tersampaikan hobi mengoleksi uang lama kuno tersebut.

Tunjangan Hari Raya : THR Lebaran

Dalam bulan suci Ramadhan ini (dan biasanya setiap Bulan Suci Ramadhan), salah satu topic yang ramai dibicarakan orang adalah Tunjangan Hari Raya atau lazim disebut THR. Tunjangan Hari Raya atau lebih akrab disebut THR merupakan intensif atau sebentuk uang yang diberikan oleh perusahaan pada karyawannya saat hendak menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran atau hari raya keagamaan lainnya.


Bagi para karyawan suatu perusahaan, Tunjangan Hari Raya merupak hal yang sangat dinanti-nantikan kemunculan. Berbagai pembicaraan seputar THR mewarnai aktifitas kerja selama Bulan Suci Ramadhan.

Besarnya bayaran THR pun berbeda beda sesuai dengan kebijakan perusahaan itu sendiri tetapi acuannya adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Disamping besaran jumlah, biasanya THR dibagikan seminggu menjelang lebaran. Ini dikarenakan setiap rumah tangga ingin berbenah dan mempersiapkan segala sesuatunya menyangkut tetek bengek Lebaran

Sekarang, Ramadhan telah berjalan hamper setenggahnya. ¾ perjalanan atau seminggu sebelum lebaran adalah saat dimana THR dibagi-bagikan.

Meskipun Tunjangan Hari Raya dilaksanakan setahun sekali, namun menarik untuk dibicarakan apalagi menyangkut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan serta hajat idup orang banyak (dalam hal ini adalah karyawan), karena diluar sana pada suatu perusahaan tertentu – pernah terjadi pada saya – ada boss dari perusahaan yang berlaku curang yaitu membayarkan bonus THR tidak sebagaimana mestinya alias menyimpang dari apa yang sudah ditetapkan.

Bagi anda-anda semua yang saat ini sedang menunggu cairnya bonus Tunjangan Hari Raya Lebaran, mudah-mudahan atasan anda tersebut tidak berlaku curang dan mau memberikan THR anda sesuai dengan aturan yang disepakati untuk tercipta rasa nyaman antara kedua belah pihak.

Kira-kira, tahun ini, THR-nya akan dapat berapa ya?

3 hal yang dicari para blogger

Dasril Iteza - Apa 'sih sebenarnya hal yang dicari para Blogger? Saat ini blog telah menjadi media populer di jagat rimba maya Internet. Setiap blogger memiliki segudang alasan segudang tujuan mengapa harus ngeblog. Menurut pengetahuan dan pemikiran saya sendiri (yang mungkin saja sobat blogger tidak setuju atau bahkan ada yang ingin menambahkannya), berikut ini setidaknya ada 3 (tiga) hal yang dicari para Blogger:

WAKATOBI dan BELITONG

Bulan April 2009 silam - oleh kantor tempat saya bekerja – saya dikirim ke Bandung untuk mengikuti sebuah DIKLAT. Saat itu saya berkenalan dengan dua orang teman yang juga mengikuti DIKLAT yang sama dengan saya. Kedua teman saya tersebut berasal dari WAKATOBI, sebuah kabupaten kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Singkat kata, saat saya berkenalan, mereka menanyakan dari mana asal saya. Terus terang saja saya menjawab bahwa saya berasal dari BELITONG (Pulau Belitung). Kontan mereka terkejut. Keterkejutan mereka bukan lain karena saat itu - eforia meledaknya Film Laskar Pelangi yang dibuat dari Novel dengan judul yang sama karya “Urang Belitong” yaitu ANDREA HIRATA, disutradarai oleh RIRI REZA dan bersetting di Pulau Belitong - masih sedang “mengamuk-ngamuknya”.

Kumandang kata-kata pujian keluar dari mulut teman WAKATOBI saya ini. Mereka mengatakan bahwa BELITONG itu hebat, orang-orang BELITONG itu juga hebat. Mampu menghasilkan karya spektakuler sehingga terkenal di seluruh republik ini bahkan sampai ke mancanegara! Mereka mengatakan, meledaknya novel dan film LASKAR PELANGI sedikit banyaknya pasti akan berimbas banyak sektor, yang salah satunya adalah sektor pariwisata. Memang benar, ucapan teman WAKATOBI saya tersebut sekarang ini menjadi kenyataan dan Belitong semakin ramai dikunjungi oleh wisatwan baik domestik maupun mancanegara. Bahkan, kini Belitong dikenal sebagai NEGERI LASKAR PELANGI.

DIKLAT yang saya ikuti bersama-sama dengan teman WAKATOBI tersebut adalah DIKLAT PENGADAAN BARANG/ JASA dan teman WAKATOBI tersebut dikirim dari DINAS PARIWISATA kabupaten setempat! Mengingat kembali percakapan yang pernah saya lakukan bersama-sama dengan teman WAKATOBI tersebut adalah bahwa mereka ingin seperti BELITONG yang dikenal priwisatanya. Setidaknya mereka ingin berbuat sesuatu untuk memajukan pariwisata daerah mereka sendiri agar maju dan lebih maju!

Dua tahun setelah DIKLAT…

Kini, WAKATOBI dan BELITONG siap mengusung even berskala internasional yang bertema SAIL WAKATOBI-BELITONG 2011 (Sail Wa-Be 2011).

Pertemuan yang singkat antara saya yang dari BELITONG dengan dua orang dari WAKATOBI dalam suatu Diklat Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah telah memberikan semacam paradox tersendiri bagi saya bahwa nun jauh disana – di WAKATOBI sana – masih ada dua orang PEGAWAI NEGERI SIPIL yang ingin berbuat sesuatu bagi daerahnya guna megharumkan nama daerah sekaligus nama Bangsa Indonesia yang belakangan makin tercoreng oleh beberapa oknum Pegawai Negeri yang telah seenak perut dan pantatnya justru ingin mempertebal kantong mereka sendiri dan dengan uang dari kantong tersebut – sungguh mengerikannya – bisa membeli hukum di Republik Indonesia ini!

Kembali ke WAKATOBI dan BELITONG, andaikan saja teman WAKATOBI saya tersebut membaca tulisan ini, saya juga akan menyampaikan hal bahwa apa yang diimpikan oleh kedua orang teman saya dari WAKATOBI tersebut bolehlah dikatakan menjadi kenyataan dalam keinginan memajukan sektor pariwisata daerah mereka. Setidaknya ini dibuktikan dengan tinggal beberapa bulan lagi Indonesia akan diramaikan oleh even internasional SAIL WAKATOBI-BELITONG 2011!

Begitu pun dengan saya dari BELITONG ini, akan menantikan megahnya Sail Wakatobi-Belitong 2011 untuk menjadi Sail Spektakuler dari Sail-sail yang sebelumnya dan mungkin suatu saat nanti saya akan terbang ke WAKATOBI guna melihat indahnya objek wisata mereka dan mungkin sekaligus menyambagi teman lama seperti yang telah saya sebutkan diatas… dan dari BELITONG ini saya membayangkan senyum sumringah dan bangga dari kedua teman WAKATOBI saya tersebut akan usaha mereka yang “berhasil” memajukan sektor pariwisatanya!

Preparation for the worst

Sudah 10 hari tahun 2011 ini berjalan. Menengok perjalan tahun kemarin tentu saja mengingatkan kita akan segudang cerita manis pahitnya. Siapapun kiranya saya pikir pasti memiliki segudang harapan postif untuk menjalani tahun 2011 ini (serta tahun-tahun yang akan datang tentunya)! Mempersiapkan banyak hal untuk menjalaninya tentu saja memiliki langkah-langkah dalam perencanaan, dan setiap orang pasti mengingkan apa yang direncanakannya akan menuai hasil yang baik. Wajar saja karena siapa pun dalam dunia ini pasti tidak menginginkan hal yang buruk akan terjadi.

Namun, mempersiapkan perencanaan terhadap hal-hal buruk yang mungkin saja akan terjadi dikemudian hari, juga mutlak kita pehitungkan. Senyum kebahagiaan akan terukir jelas diraut wajah apabila yang terjadi adalah hal postif seperti yang direncanakan. Namun bagiamana kalau justru ada beberapa hal buruk justru menimpa kita dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Ya, Preparation for the worstPersiapan untuk hal terburuk!

Kita tidak bisa mereka-reka apa yang akan terjadi satu jam kemudian, besok, lusa dan seterusnya. Anda mempertanyakan hal ini kepada paranormal kondang sekalipun tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

Bercermin pada kejadian-kejadian yang pernah terjadi sebelumnya mungkin bisa dikatakan solusi yang baik dalam menapak kehidupan yang membentang dihadapan, dimana hal-hal yang buruk yang pernah kita jumpai, kita alami baik itu sengaja atau tidak masuk kedalam pikiran kita sebagai langkah antisipasi dan bertindak untuk selanjutnya.

Semuanya sepakat dengan kata-kata: “manusia boleh saja memiliki segudang rencana, akan tetapi Yang Maha Kuasa jugalah yang akan menentukannya. Kita memang harus menyerahkan segalanya pada Yang Maha Kuasa, namun penyerahan ini mesti dibarengi dengan usaha-usaha. Dan kalian juga mungkin sependapat dengan kata-kata ini: “Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum (individu), kalau kaum (individu) tersebut tidak mau merubahnya”.

Oleh karena itu – tanpa mengesampingkan peran Tuhan dalam kehidupan ini – persiapan untuk hal yang terburuk (Preparation for the worst), perlu untuk kita upayakan, kita usahakan yang tentunya berdasarkan hal-hal atau kejadian buruk yang pernah kita alami pada masa-masa sebelumnya!!

Manggar – 10 Januari 2011 – oleh Dasril Iteza

Menjadi mawar diantara melati

Membuat terkenal dan dikenal itu tentu saja menjadi sebuah pekerjaan sulit. Semuanya mungkin masih ingat contoh ketenaran Sinta Jojo yang hanya sekedar iseng uploading video Keong Racun-nya di aliran YouTube. Dalam kurun waktu tertentu, dua cewek ini jadi perbincangan dan buruan media di Indonesia.

Begitu juga kaitan dengan aktivitas ngeblog ini. Agar bisa dikenal dan terkenal, ada banyak blogger yang mencurahkan pemikiran dan ide kreatifnya sehingga blog dan sang pemiliknya menjadi terkenal dan menonjol diantara pemilik blog lainnya.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? ada bergabai macam opini. Salah satu diantara opini tersebut adalah mereka-mereka tersebut telah mempraktikkan jurus “Menjadi mawar diantara melati”. Semua sudah tahu kalau untuk menjadi pusat perhatian, seseorang harus berbeda dari yang lain. Dalam contoh bunga, mawar berbeda dengan melati. Meskipun mawar melati semuanya indah, namun coba bayangkan jika ada sekuntum mawar ditenggah-tengah padang melati. Sudah jelas bahwa mawar pasti akan jadi pusat perhatian. Konsepnya pun bisa dibalik, misalnya jadi melati diantara padang mawar. Yang pasti, intinya, harus memiliki perbedaan ciri khas yang menonjol dengan yang kebanyakan.

Sinta Jojo boleh jadi hanya sekedar iseng, namun mereka telah menjadi mawar diantara melati. YouTube adalah situs popular, ada jutaan mungkin yang mengupload video aksi-aksi mereka, namun hanya sedikit yang menjadi pusat perhatian. Hanya sedikit yang bisa menjelma menjadi mawar.

Kembali pada blog dengan aktivitas ngeblognya. Blog itu biasanya berisi konten yang terdiri dari artikel-artikel hasil pemikiran (bukan hasil copy paste) yang punya akan berbagai hal, pengalaman yang tersaji secara berkala (jika selalu di update). Konten menarik dengan artikel-artikel yang berkualitas buah pemikiran ide nan cemerlang akan menjadi magnet tersendiri untuk pemiliknya sehingga menggundang yang lain untuk berdatangan dan memberikan applause serta ucapan pujian dan berbagai pernyataan positif lainnya sehingga akhirnya blog dan pemiliknya akan dikenal oleh banyak orang. Blog dan blogger tersebut telah menjelma menjadi mawar diantara sekumpulan melati.

Untuk menjadi mawar diantara melati mungkin memang merupakan pekerjaan sulit, namun bukan berarti barang mustahil. Asalkan ada keingginan untuk menggembangkan diri, asalkan ada keinginan untuk menuangkan apa-apa yang selama ini dipikirkan, ini bisa menjadi modal tersendiri untuk menjelma menjadi mawar diantara melati.

Alangkah bijaksana kalau jalan itu kita sendiri yang membukanya, dengan demikian untuk menjadi blogger yang dikenal akan memiliki prestise tersendiri dan satu hal yang mesti diingat serta sebagai penutup tulisan ini bahwa tidak ada sesuatu hal di dunia ini yang bisa dicapai tanpa ada usaha dan pengorbanan, bukan? Cobalah renungkan…

Tanjungpandan, 25 Desember 2010 – 10:45 PM

Buku dan Film yang dibuat berdasarkan kasus perampokan 300 juta yen

Aahhhh… tentunya kalian semua masih ingat dengan tulisan saya terdahulu yang berjudul “Kasus 300 Juta yen: kasus perampokan terbesar dalam sejarah Jepang yang tidak terpecahkan”, bukan?

Kasus itu memang spektakuler dan menguncang ranah kepolisian Jepang saat itu (bahkan mungkin hingga sekarang). Saking sperktakulernya kasus tersebut, saya pun kebagian rezeki yaitu blog saya kebanjiran trafik pengunjung, dimana saya mensubmit artikel tersebut ke lintasberita.com. hehehe..

Jepang memang merupakan Negara maju dan unik. Salah satu keunikannya adalah kasus menghebohkan tersebut telah mengilhami bebera sineas Jepang dalam berkarya. Bahwa berdasarkan kasus perampokan 300 juta yen tersebut telah melahirkan sejumlah karya-karya baik itu tertuang dalam film maupun buku (manga - komik).

Nah berikut ini merupakan buku dan film yang dibuat berdasarkan kasus perampokan 300 juta yen yang menghebohkan Negeri Amaterasu tersebut:


Film Hatsukoi (2006), yang ditulis oleh Misuzu Nakahara dan dibintangi oleh aktris Aoi Miyazaki. Film ini menceritakan keterlibatannya dalam kejahatan yang terkenal sementara ia adalah seorang siswa SMA.


Yang berikutnya adalah Manga atau Komik Kindaichi Shonen no Jikenbo yang ditulis oleh Yozaburo Kanari dan Fumiya Sato. Di Indonesia, manga ini sangat popular. Jika kalian pernah membaca komik ini di volume 16-17 disitu diceritakan bahwa kasus yang dipecahkan oleh Kindaichi dilatar belakangi oleh kasus 300 juta yen yang tidak terpecahkan yang menghebohkan Jepang itu!

Internet, Ngeblog dan Dunia Afiliasi

Dasril Iteza - Penciptaan internet dan produksi massal komputer telah mengubah banyak hal dalam setiap sendi kehidupan. Sekarang, dengan bermodalkan website atau hanya blog gratisan setiap orang memiliki potensi untuk mendapatkan penghasilan sampingan. Hal yang hanya perlu dilakukan adalah mencari informasi di mesin pencari seperti Google untuk membuka peluang tersebut dan akan membawa lebih banyak pemahaman lebih dari yang pernah kita bayangkan. Meskipun mungkin terbesit pemikiran alangkah mudah dan merepotkannya mencari nafkah di internet, ini benar-benar membutuhkan perencanaan yang mapan serta dibarengi dengan kerja keras!

Simbiosis Mutualisme: Publisher AdSense Membantu Advertiser Dalam Menyebarkan Iklannya

Google memang banyak dihuni oleh orang-orang cerdas dan kreatif dan Google sendiri tentu memiliki cara-cara dalam memasarkan beragam produknya. Sebelum munculnya AdSense (http://www.google.com/adsense), para sponsor Google hanya dapat beriklan pada situs pencariannya saja, sekarang ini iklan dari para sponsor tersubut bisa muncul dimana saja baik itu di website bahkan di blog gratisan. Sadar atau tidak, para publisher adsense memiliki andil yang sangat besar dalam penyebaran iklan-iklan dari para sponsor atau advertiser.


Pada beberapa situs non-Google atau blog gratisan, iklan dari para sponsor atau advertiser bisa muncul dan program inilah yang dinamakan Google AdSense. Namun, para advertiser perlu bergabung dalam pembuatan iklan dan program ini dinamakan AdWords (http://www.google.com/adwords).

Sekarang ini, sebagian besar pemilik website dan blog bukan hanya tidak keberatan jika sebagian dari halaman website atau blognya “dihiasi” oleh iklan-iklan Google (ads by google), mereka terkadang berlomba untuk memasangnya di website atau blog yang dimilikinya. Namun ini bukan karena merupakan bentuk kebanggaan pada Google (saya yakin bukan juga fans berat Google) atau bahkan bukan karena alasan iseng-iseng belaka, akan tetapi alasan sesungguhnya adalah karena ada imbal balik dari para Advertiser melalui Google. Inilah yang disebut sebagai hubungan simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan. Bagi para advertiser dengan banyaknya website atau blog yang berpartisipasi dalam program Google AdSense, ini akan membuka peluang lebar bagi penyebaran produk-produk yang dimiliki oleh para adverstiser. Dan imbal baliknya bagi para publisher adalah mereka akan mendapatkan uang dari klik-klik iklan yang “mejeng” di website atau blog mereka. Coba kita bayangkan jika Google tidak memiliki program Google AdSense dan Google AdWords serta bagi para pemiliki website atau blog mungkin hanya sekedar ajang untuk memberikan informasi secara cuma-cuma.

Dengan melalui program Google AdSense setiap orang bisa memiliki kemungkinan untuk menjadi agen iklan Google. Dengan menampillan iklandari sponsor atau advertiser Google, setiap pemilik website atau blog gratisan memiliki kesempatan untuk meraup dolar jika sesuai dengan syarat dan ketentuan yang disetujui oleh Google, yang salah satunya jika iklan tersebut dibuka oleh mereka-mereka yang mengunjungi website atau blog yang berisi iklan Google (ads by google)!

Jika kita telah memiliki website atau blog yang terintegrasi dengan Google AdSense, hubungan simbiosis mutualisme barulah bisa terjadi. Pengiklan atau advertiser diuntungkan dengan publisher yang menyebarkan informasi tentang keberadaan suatu situs atau produk, dan keuntungan yang dimiki oleh publisher adalah lewat Google, advertiser akan membayar kita apabila iklan mereka di klik (atau dibuka) oleh pengunjung yang mengunjungi website atau blog publisher.

Tidak Perlu Menjadi Nomor Satu di Google

Ditengah gencar-gencarnya kalangan webmaster maupun blogger berlomba-lomba untuk menjadi nomor satu di Google, saya justru membuat tulisan yang berlawanan dengan apa yang dilakukan oleh para webmaster ataupun blogger tersebut, yaitu: “Tidak Perlu Menjadi Nomor Satu di Google”. Banyak pihak (dalam hal ini webmaster maupun blogger), beranggapan bahwa dengan menjadi nomor satu di Google, akan membuka peluang website atau blognya untuk ramai dikunjungi. Tidak cuma itu, dengan menjadi nomor satu di Google, akan menyinggung masalah prestise, gengsi atau kehormatan. 

Saya sebenarnya setuju dengan itu semua, namun terkait dengan judul yang saya tulis diatas, saya memiliki sedikit pendapat yang mudah-mudahan setelah anda semua membaca tulisan ini sampai tuntas, akan memberikan pemahaman tersendiri bagi anda semua.

Yang pertama, Google adalah rajanya mesin pencari, karena mayoritas dunia kebanyakan menggunakan Google untuk mencari rujukan informasi yang relevan ditengah miliaran informasi yang bertebaran diinternet. (disini saya tidak akan menyinggung Bing, Yahoo atau situs mesin pencari lainnya). Jadi saya pikir relevan dengan judul diatas, bukan? 

Yang Kedua, anggapan bahwa dengan menjadi nomor satu di Google, akan membuka kesempatan untuk sebuah website atau blog menjadi ramai dikunjungi karena relevansi konten yang berada dalam website atau blog tersebut. Sebenarnya, ini bisa benar akan tetapi bisa saja kurang benar. Mengapa? Apakah memang anda semua akan mendapatkan informasi yang relevan pada website atau blog yang bertengger pada peringkat satu di Google? Jawabannya bisa saja tidak. Lalu saya sedikit berpikir, terkadang justru informasi yang benar-benar relevan itu justru muncul dari website atau blog yang berada pada urutan dibawahnya (urutan 2 sampai 10, karena ada sepuluh halaman yang ditampilkan oleh google pada tiap halamannya), atau bisa jadi informasi relevan yang benar-benar anda butuhkan justru mucul dari website atau blog yang berada pada halaman kedua atau bisa saja muncul di halaman ketiga atau keempat. Saya yakin anda pernah mengalaminya, bukan?

Yang ketiga, Google mengangkat sebuah website atau blog ke urutan pertama hanyalah berdasarkan relevansi kata kunci (keywords) - dan hal ini dilakukan secara otomatis oleh software yang (kalau tidak salah) bernama crawler, spider dan lain sebagainya - namun bukan pada isi alias konten. Jadi yang menentukan relevan atau tidaknya adalah kita semua ini yang membutuhkan informasi tersebut. Terkadang, kita sering menemukan bahwa informasi yang kita dapatkan pada website atau blog yang bertengger di posisi pertama justru kurang memuaskan atau bisa jadi bukan pada informasi yang kita butuhkan meskipun kata kunci atau keywords yang kita masukkan merujuk pada website atau blog yang dianggap Google sebagai rujukan pertama yang paling relevan. Kadang-kadang juga, kita bahkan sedikitpun tidak melirik website atau blog yang berada pada posisi nomor satu di halaman pertama pada hasil pencarian Google (SERP’s), yang kita buka justru website atau blog yang bertengger pada posisi dibawahnya (entah itu yang diurutan kedua atau ketiga atau bahkan seterusnya).

Jika kita bermaian-main dengan SEO (Optimaliasasi Mensin Pencari), yang lebih masuk akal adalah dengan membuat relevan pada semua artikel pada konten blog kita, meskipun pada akhirnya website atau blog kita berada pada ututan kedua atau sepuluh sekalipun, namun isinya justru relevan dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para pencarai informasi di Google, justru inilah menurut hemat saya yang lebih prestise, yang lebih bergengsi. Bukankah percuma menjadi nomor satu di Google kalau konten-nya kurang relevan atau bahkan bukan pada informasi yang kita butuhkan. Mungkin saja orang-orang akan membuka website atau blog yang dirujuk oleh Google di posisi pertama tersebut akan dibuka oleh orang, akan tetapi orang akan segera keluar dari website atau blog tersebut karena informasi yang terkandung didalamnya “kurang garang”, “kurang greget”, “kurang atau tidak relevan” atau pokoknya banyak kurangnya!

Jadi jika mencermati apa-apa yang telah dipaparkan diatas, saya pikir tidaklah perlu kalau kita ngotot untuk menjadi yang nomor satu (karena kalau semua sudah jadi nomor satu, siapa yang akan menjadi yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya? – hehehhehe). Namun jangan pula hal ini justru membuat blog atau website kita tidak terindek oleh Google, ini lebih salah kaprah lagi.

Kita juga mesti bersyukur, banyak juga pencari informasi di Google yang mensurvey hingga ke halaman ke-3 atau hingga halaman ke-5, jika website kita bertengger pada halaman 6 dan seterusnya, kita memang tidak akan mendapat apa-apa dari sana. Yang realistis buat kita semua adalah agar bisa masuk pada indeks Google pada halaman hasil tiga besar. Dari sini, kita serahkan pada para pencari informasi Google yang mengkaji relevan tidaknya konten website atau blog kita.

Bagaimana dengan anda semua, apakah masih ngotot untuk menjadi nomor satu di Google?

Tanda-tanda Ketika Orang Berbohong

Dasril Iteza - Dalam berkomunikasi dengan orang lain, terkadang kita menjumpai atau setidaknya memiliki pikiran bahwa apa yang dikatakan atau apa yang dikomunikasikan kepada kita, sedikit banyaknya mengandung kebohongan. Hal ini lazim kita jumpai. Terkadang, orang melakukan kebohongan untuk berbagai alasan.

Tragedi Black Death

Black Death adalah wabah sampar yang melanda Eropa Barat abad pertengahan pada tahun 1348 dan 1349, dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa. Di Inggris saja jumlah yang meninggal adalah kurang lebih sekitar 1,5 juta jiwa!

Penyebaran Black Death

Nama Black Death umumnya dianggap berasal dari gejala khas dari penyakit ini, yang disebut acral necrosis, di mana kulit penderita menjadi menghitam karena pendarahan subdermal. Catatan sejarah telah membuat sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa Black Death adalah suatu serangan wabah bubonik yang disebabkan bakteri Yersinia pestis dan disebarkan oleh lalat dengan bantuan hewan seperti tikus hitam (Rattus rattus), walaupun ada juga kalangan yang menyangsikan kebenaran hal ini.

Kalau sudah berbicara tentang Black Death, tentunya tidak lepas dari Abad Pertengahan dan satu kaum yaitu Kaum Yahudi! Pada zaman Abad Pertengahan, orang-orang Yahudi ini mendapat tempat tersendiri. Selama awal abad pertengahan, jumlah mereka semakin meningkat. Mereka telah menyebar di kawasan Yunani – Romawi pada akhir Imperium Yunani. Dalam hal Black Death ini, kaum Yahudi dituduh sebagai biang keroknya. Masyarakat sangat marah. Akhirnya mereka banyak mengubur hidup-hidup (ada juga yang dibakar hidup-hidup) orang Yahudi.

Mari kita telusuri latar belakangnya…

Orang-orang yahudi tinggal di kota-kota sepanjang pantai Mediterania serta di seputar rute-rute perdagangan di daerah pedalaman Eropa. Banyak diantara mereka berasal dari Syiria, Konstantinopel, Aleksandria dan Yunani. Mereka kebanyakan bergerak dalam bidang perdagangan barang-barang perhiasan mewah, sutera serta rempah-rempah. Bisnis ini sangat menguntungkan orang-orang Yahudi, sehingga kemudian mereka memonopolinya. Pada masa pemerintahan Karel Agung, kata Jew (Yahudi) dan merchant (pedagang)saling bersinonim.

Orang-orang Yahudi memegang peranan penting dalam kehidupan kota-kota, sebab mereka memang pedagang-pedagang terkemuka masa itu. Akan tetapi, menurut para sejarawan, hal tersebut sangat dilebih-lebihkan, sebab pada masa itu, peran pedagang Kristen juga tidak kalah pentingnya. Dan perlu juga diketahui oleh kita semua – kembali menurut sejarawan – bahwa pada abad-abad akhir abad pertengahan, jumlah pedagang Kristen jumlahnya lebih banyak dari pedagang Yahudi! Hal ini dibuktikan ketika King Edward III dari Inggris memutuskan untuk tinggal di Antwerp guna menyiapkan suatu serangan ke Perancis, daftar nama-nama pemberi bantuan keuangan adalah sebagian besar berasal dari pedagang-pedagang Kristen. Sedangakan Yahudi hanya ada beberapa nama saja dalam daftar tersebut.

Nenek moyang orang Eropa, abad pertengahan ini, jarang sekali menunjukkan sikap bermurah hati pada kaum Yahudi. Hal ini karena keyakinan ajaran Kristen, bahwa Yahudi-lah yang menyebabkan Yesus disalib. Maka tidak urung, orang-orang Kristen mengambil sikap tidak peduli dan bahkan cenderung membenci kaum Yahudi.

Umat Kristen terutama sangat membenci rentenir Yahudi, karena menreka memakai praktek riba - sesuatu yang dianggap dosa dalam ajaran Kristen – walaupun dalam perkembangan selanjutnya ada juga orang Kristen yang memakai praktek riba.

Massa kelompok masyarakat saat itu sering terprovokasi untuk menyerang orang-orang Yahudi. Dalam perang Salib I dan II, semua kelompok masyarakan dipaksa untuk dibabtis. Seluruh sinagoga dihancurkan. Apabila terjadi wabah penyakit pes, orang Yahudi dituduh sebagai penyebabnya, karena mereka dianggap memiliki sumur-sumur beracun dan puncaknya adalah Black Death tahun 1348, massa yang marah, mengubur hidup-hidup orang Yahudi.

Dalam komunitas masyarakat abad pertengahan, orang-orang Yahudi tidak dianggap sebagai komunitas integral. Mereka tetap dianggap musuh masyarakat. Peraturan perundang-undangan saat itu menyatakan mereka harus tinggal di tempat terpisah dari komunitas Kristen. Kantong-kantong atau wilayah komunitas Yahudi ini disebut Ghetto, yang saat itu banyak ditemui di kota-kota di Italia, Jerman, Polandia, Bohemia serta negeri-negeri lainnya.

Black Death telah memberikan pukulan serius bagi Gereja Katholik Roma, menimbulkan akibat drastis terhadap populasi Eropa, serta merubah struktur sosial Eropa. Seluruh Eropa, orang-orang Yahudi bersama dengan orang kusta dan minoritas lainnya menjadi kambing hitam untuk kehancuran wabah. Ribuan orang dibakar hidup-hidup (selain juga dikubur hidup-hidup) sebagai pembalasan.

[Sumber: Henry S. Lucas – A Short History Of Civilization, Wikipedia, eyewitnesstohistory]

Jika Bersimpati Pada Tikus Percobaan, Maka Ilmu Pengetahuan Tidak Akan Maju-maju

Berbicara tentang ilmu pengetahuan (dan juga teknologi) yang sudah sedemikan maju dan canggihnya sekarang ini membuat kita semua semakin hari seolah-olah makin mengerti apa saja yang terkandung dalam dunia ini. Dalam bidang Sejarah, kita jadi mengetahui apa dan siapa itu Patih Gadjah Mada, dalam bidang Kearsipan, kita jadi mengetahui tata cara atau pengetahuan dalam mengelola kearsipan yang baik dan benar. Dalam bidang kedokteran kita jadi tahu tentang anatomi tubuh.

Coba kita tengok kebelakang, bidang-bidang diatas memang sudah ada, namun kita tidak tahu harus mengatakan apa. Ini karena kita tidak memiliki ilmu pengetahuan yang memadai, minimal ilmu pengetahuan yang cukup dan sejalan dengan bidang yang kita geluti.

Kita mencoba bahasannya dipersempit. Dan Bro Kodzan, lalu kaitannya dengan judul diatas apa dan bagaimana? Baiklah rekan-rekan, mohon bersabar sedikit. Jika anda semua mengikuti apa yang saya tulis ini hingga akhir, anda semua akan melihat kaitannya!

Semua setuju. Kalangan ilmuan saya yakin juga setuju. Bahwa memang dalam hal “penciptaan” dan pengembangan ilmu pengetahuan yang disusun oleh manusia tidak lepas dari apa yang dinamakan “tikus percobaan” atau ada juga yang menyebutnya “kelinci percobaan”, bukan? Setiap suatu bidang atau hal yang dikaji mungkin semuanya memiliki apa yang dinamakan “tikus atau kelinci percobaan”. Karena jika tidak ada hal itu, rasanya mustahil untuk menyibak misteri yang selama ini menghuni benak manusia yang ingin dan selalu ingin tahu.

Untuk mempersempit bahasan tulisan ini, saya contohkan saja dalam Kajian Bidang Kedokteran. Kenapa kedokteran? Karena dalam bidang kedokteranlah rasa simpati manusia diuji.

Jantung, otak, hati, ginjal, lambung, paru-paru, dan barang lain yang letaknya dalam tubuh manusia awalnya memang sudah ada. Namun manusia tidak tahu harus menamakaannya apa. Lebih dari itu, manusia juga tidak tahu bagaimana bentuk benda-benda dalam tubuh tersebut. Untuk itulah diperlukan pembedahan pada manusia (yang sudah mati) untuk bisa diteliti dan dicari segala sesuatu yang berhubungan dengan rasa penasaran manusia tersebut. Dari hasil-hasil pembedahan tersebut itulah akahirnya diketahui apa itu yang sekarang ini kita namai Jantung, otak, hati, ginjal, lambung, paru-paru, dan barang lain yang letaknya dalam tubuh manusia. Untuk itu juga mutlak diperlukan “kelinci atau tikus percobaan” yang juga berasal dari manusia, sehingga dengan demikian terciptalah suatu unsur ilmu pengetahuan tentang organ dalam manusia.

Pertanyaannya sekarang, bagaima jika para manusia itu bersimpati pada “tikus dan kelinci percobaan” yang dijadikan objek penelitian ilmu pengetahuan? Manusia yang sudah mati biasanya langsung akan dikuburkan, bukan? Jika awal mula manusia pertama kali membedah manusia (mayat) lainnya, saya berani mengatakan tidak ada yang namanya Jantung, otak, hati, ginjal, lambung, paru-paru serta tidak akan pernah diketahui tentang organ dalam manusia itu bagaima bentuk atau strukturnya! Dalam hal ini manusia memerlukan “tikus atau kelinci percobaan” untuk memuaskah hasrat besar keingintahuan para manusia itu sendiri. Diperlukan manusia yang akan dijadikan “tikus atau kelinci percobaan”, bukan? Kembali saya ulangi pertanyaan, apa yang akan terjadi jika para manusia itu bersimpati pada jenazah/ mayat? Tentu tidak akan ada percobaan-percobaan, akhirnya ilmu pengetahuan – khusunya dalam bidang kedokteran organ dalam – tidak akan (ada) atau tidak akan maju-maju bukan? Berbekal rasa ingin memajukan ilmu pengetahuan, beberapa manusia mungkin mengesampingkan rasa simpatinya terhadap manusia lainnya meskipun manusia itu sudah jadi mayat (dan katakanlah) yang tidak punya identitas pula.

Dengan Dibedahnya Batok Kepala Manusia, Maka Akan Terlihatlah Otak

Untuk mengungkap organ dalam manusia itu maka dilakukanlah operasi yang antara lain dengan membelah dada manusia untuk melihat jantung, ginjal, paru-paru, dll. Untuk mengetahui otak, maka dibelahlah batok (tengkorak) kepala manusia. Apa pun itu (mungkin) rasa simpati dikesampingkan dalam hal ini.

Hal diatas, merupakan sedikit tentang dunia kedokteran. Bagaimana dengan bidang ilmu pengetahuan (dan teknologi) dalam bidang lain? Bom Atom misalnya. Saat manusia mengetahui reaksi pembelahan berantai dari struktur atom sehingga menghasilkan apa yang dinamakan bom atom. Kasus bom atom di dua Kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki, contohnya. Bom atom ini memiliki daya hancur yang luar biasa, dan mengakibatkan kematian yang komunal bagi suatu komunitas, kota atau kampung jika dijatuhi bom atom – itu teorinya. Namun itu belum benar-benar bisa dibuktikan jika bom atom itu tidak diledakkan pada kota atau daerah (dengan jumlah orang yang sangat banyak), untuk itu diperlukanlah kota atau daerah sebagai “tikus atau kelinci percobaan” ledakan bom atom tersebut. Dan hasilnya, ratusan ribu nyawa manusia melayang saat kedua kota tersebut dijatuhi bom atom. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah diciptakan, namun manusia masih belum puas untuk melihat hasil dan kelanjutan dari temuan ilmu pengetahuan dan teknologi bom atom ini. Andaikan saja saat itu pihak Amerika (dan Sekutu) bersimpati pada kedua kota tersebut, maka tidak mungkin akan diketahui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bom atom tersebut serta dampaknya, bukan? Terlepas meskipun saat itu sedang berlansung kecamuk Perang Dunia II (Wold War II). Sekali lagi kebenaran dari sebentuk teori memang harus diiuji, dan untuk itu semua mutlak diperlukan “tikus atau kelinci percobaan”. Dan mungkin juga dalam beberapa kasus tertentu, simpati dikesampingkan guna kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bom Atom Di Nagasaki, Jepang - 1945. Sebagai "Tikus atau Kelinci Percobaan" Untuk Bom Yang Dijatuhkan Pada Area berpenghuni.
Kredit Wikipedia

Beberapa diantara kalian mungkin ada yang tidak suka setelah membaca tulisan saya ini, namun setidaknya itu adalah pemikiran saya. Munkin saja pemikiran saya ini tidak 100% benar, setidaknya pasti ada juga beberapa diantara kalian yang setuju : “Jika Bersimpati Pada Tikus Percobaan, Maka Ilmu Pengetahuan Tidak Akan Maju-maju”.

Itu adalah sekelumit dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan contoh. Bidang-bidang lain saya pikir mungkin ada beberapa kesamaan, yaitu memerlukan “tikus atau kelinci percobaan” untuk mengembangkan serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, entah nanti akan berkaitan dengan dengan nyawa manusia atau tidak, yang jelas setiap manusia di muka bumi ini memiliki rasa haus akan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berusaha untuk menciptakan, mengembangkan serta memajukannya dan “tikus atau kelinci percobaan” akan selalu dipilih untuk serangkaian pengujian dan pembuktian! Jadi?

Terkait dengan tulisan saya diatas, mungkin ada beberapa komentar dari anda. Kalau begitu silahkan anda semua menuliskannya pada kolom komentar dibawah. Thanks!

By Kodzan | Minggu at 10.26 PM
Selesai Saat Gerimis Dilangit Kota Manggar, Pulau Belitung

Sekilas Pengetahuan Tentang Humor

Semua orang saya pikir tentu pernah tertawa, tidak hanya tertawa yang biasa saja, tetapi tertawa lepas dengan terbahak-bahak. Namun sekiranya apa yang menyebabkan mereka semua itu tertawa terbahak-bahak? “Tidak akan ada asap kalau tidak ada api!” Begitu juga dengan tertawa lepas terbahak-bahak, pasti ada sebab-musababnya, iya kan? Anda sekalipun pernah tertawa lepas terbahak-bahak bukan? Mungkin salah satu penyebabnya adalah sebuah lelucon yang dilakukan oleh kerabat anda atau orang lain yang melakukan sebentuk tindakan yang mencerminkan “ketololan” baik disengaja atau tidak!

Anda semua juga pernah mendengar istilah asing “Sense of Humor”, bukan? Terkadang istilah ini dimiliki seseorang yang memang memiliki bakat humoris, yang sering anda saksikan pada layar televisi. Mereka yang memiliki Sense of Humor memang mampu untuk membuat kita tergelitik dan tidak bisa menahan tawa akibat tingkah jenaka, “ketololan” mereka, sehingga terkadang masyarakat kita memvonis mereka ini adalah orang yang humoris. Mereka ini adalah orang yang mampu membuat kita tertawa terbahak-bahak.

Banyak sekali studi tentang humor ini (Lihat: Internet Encyclopedia of Philosophy dan Wikipedia), humor merupakan understudied dalam disiplin filsafat. Pada perkembangannya studinya, humor juga tidak lepas dari berbagai teori-teori yang berusaha untuk menjelaskan mengapa humor terjadi atau apa sebenarnya humor itu? Ada banyak sekali tentang teori humor, namun dalam garis besarnya, berbagai teori tentang humor dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) ragam, yaitu:

Pertama. Teori Keunggulan (Superiority Theory), teori ini menekankan inti bahwa humor adalah rasa lebih baik, rasa lebih tinggi atau lebih sempurna pada diri seseorang dalam menghadapi suatu keadaan yang mengandung kekurangan/ kelemahan. Dalam teori ini, seseorang akan tertawa jika mendadak jika memperoleh perasaan unggul karena dihadapkan pada pihak lain yang melakukan kekeliruan atau mengalami hal yang tidak menguntungkan. Teori ini dapat dipakai untuk menerangkan mengapa para penonton tertawa terbahak-bahak jika melihat badut sirkus yang membentur tiang, jatuh tersandung, melakukan aneka kekeliruan atau yang prilakunya menunjukkan ketololan!

Kedua. Teori Ketaksesuaian/ Ketidaksesuaian (incongruity theory), Menurut teori ini humor timbul karena perubahan yang sekonyong-konyong atau tiba-tiba dari situasi yang sangat diharapkan menjadi suatu hal yang sama sekali tidak diduga pada tempatnya. Tertawa terjadi karena harapan yang dikacaukan (Frustrated Expectation) sehingga seseorang dari suatu sikap mental dilontarkan kedalam suatu sikap mental yang sama sekali berlainan.

Ketiga. Teori Pembebasan (Relief Theory). Teori ini menyebutkan bahwa inti dari humor adalah pembebasan atau pelepasan dari kekurangan yang terdapat pada diri seseorang. Karena berbagai pembatasan dan larangan yang ditentukan oleh masyarakat. Dorongan-dorongan batin alamiah dalam diri seseorang mendapat kekurangan atau tekanan. Bilamana kekurangan/ tekanan itu dapat dilepaskan oleh misalnya dengan (maaf) lelucon sex, sindiran jenaka, atau ucapan nonsense (omong kosong), maka meledaklah perasaan seseorang dalam bentuk tertawa.

Ahli psikoanalisis, Sigmud Freud (1856-1939), mengatakan bahwa lelucon memiliki kemiripan dasar dengan impian, dimana keduanya pada dasarnya merupakan sarana untuk mengatasi pengekangan (censor) yang datang dari luar atau telah tumbuh dalam diri seseorang. Dalam impian, ide-ide terlarang dapat diserongkan atau diselubungi, sedangakan dalam kelakar, orang bisa menyelipkan kecaman, cacian, atau pelepasan diri apa saja yang tidak begitu kerasa dan langsung.

Humor Dalam Teori Evolusi

Alastair Clarke menjelaskan: "Teori evolusi adalah penjelasan dan kognitif tentang bagaimana dan mengapa setiap individu menemukan sesuatu yang lucu. Efektif, itu menjelaskan bahwa humor terjadi ketika otak mengenali suatu pola bahwa kejutan itu, dan bahwa pengakuan seperti ini dihargai dengan pengalaman dari respon lucu, unsur yang disiarkan sebagai tawa. " Teori ini lebih lanjut mengidentifikasi pentingnya pengenalan pola dalam evolusi manusia: "Kemampuan untuk mengenali pola langsung dan tidak sadar telah terbukti sebagai senjata mendasar di gudang senjata kognitif manusia itu. Hadiah lucu telah mendorong pengembangan tersebut, mengarah pada persepsi unik dan kemampuan intelektual spesies kita.

Tentang Kancing Baju

Anda para kaum pria, saat membaca tulisan ini bisa jadi saat ini anda sedang memakai kemeja. Joba perhatikan sejenak kemeja anda tersebut. Anda pasti akan melihat letak kancing bajunya ada pada posisi sebelah kanan bukan? Namun tahukah anda kenapa baju yang anda pakai tersebut susunannya ada pada sebelah kanan? Kenapa tidak pada sebelah kiri, mirip susunan kancing baju yang dipakai oleh kaum wanita?

Keasyikan berselancar di internet, akhirnya saya menemukan beberapa tulisan tentang seputaran kancing baju. Perkara mengapa susunan kancing baju pria berbeda dengan wanita, maka berikut ini sejarah singkatnya.

Awalnya dulu kala memang susunan kancing baju pria dan wanita sama saja yaitu dijahit pada sisi sebelah kiri baju. Kemudian pada zaman abad pertengahan, model pakaian pria mengikuti bentuk pakaian perang dan mode adu senjata yaitu masih menggunakan pertarungan jarak dekat dengan menggunakan pedang. Karena mode seperti ini, kaum pria sering merasa kesulitan untuk menghunus pedangnya yang tergantung pada pinggang sebelah kiri. Hal ini dikarenakan tangan kanan harus membuka kancing baju terlebih dahulu, akibatnya gerakan mencabut pedang jadi terhambat. Nah, supaya lebih cepat, kancing baju dipindahkan ke sebelah kanan dan dengan tangan kiri bisa membuka baju, dengan demikikan tangan kanan bebas untuk memegang hulu pedang.

Penelitian para arkeolog menemukan bahwa kancing telah dipakai lama dan lama sekali, mereka mengklaim bahwa kancing telah dipakai jauh sebelum manusia mengenal tulisan. Namun kancing baru menjadi populer sekitar tahun 1200-an ketika jubah mulai longgar. Seperti yang anda semua ketahui, jubah sudah tidak memerlukan kancing, cukup ikat pinggang atau disemat memakai peniti.

Dewasa ini, kancing baju dibuat dari bahan plastic atau logam, sedangkan zaman dahulu orang memakai kancing yang terbuat dari kerang, beling, kulit, mutiara bahkan dari emas seperti yang pernah dilakukan oleh orang Yunani, 4000-an tahun yang lalu!

Pada jas, kalau anda perhatikan, anda akan menemukan kancing yang dipasang berderet pada bagian pergelangan lengan. Kalau dipikir-pikir kancing pada bagian tersebut tidak ada gunanya selain sebagai hiasan. Namun, ada sejarah unik tentang kancing pada bagian pergelangan lengan ini.

Sekitar tahun 1700-an ketika Prusia diperintah oleh Raja Friderich Agung, tentun dia memiliki sejumlah tentara yang sering diperintahnya untuk berperang. Raja ini konon katanya sangat disiplin dan pembersih, karena sering turun ke medan untuk memeriksa para tentaranya. Ia penah dibuat kesal oleh para tentaranya, yaitu pada saat dia menemukan lengan seragam tentaranya sangat kotor dan dekil, lebih dekil dari bagian manapun. Selidik punya selidik, akhirnya misteri dekilnya ujung lengan seragam tentaranya terungkap! Yaitu para tentaranya sering memfungsikan ujung lengan bajunya sebagai “lap” penyeka keringat muka.

Akhirnya Raja menemukan akal. Yaitu dengan memerintahkan orang-orang untuk memasang kancing di ujung lengan tersebut. Para prajurit yang masih “bandel” ingin menyeka keringat dengan ujung bajunya akan mendapatkan wajah yang merah-merah akibat lecet-lecet karena beradu dengan kancing. Waaahhhhh!

Sekarang pun mode kancing di ujung lengan baju ditiru untuk dipergunakan pada jas sipil, namun sebagai fungsi untuk hiasan saja dan bukan untuk penyeka keringat.

Yang lebih “waaahhhhhh” lagi, cerita tentang kancing pernah terjadi di Inggris, kampungnya Wayne Roonye, penyerang Manchester United. Namun ceritanya bukan dari Manchester, tapi dari Birmingham dimana saat itu kota Birmingham adalah pusat industry kancing sekirat abada 19. Balai kota Birmingham rupanya fondasinya menyimpan kulit kerang dalam ukuran yang sudah berton-ton banyaknya, dimana di abad lalu merupakan sumber utama bahan baku untuk membuat kancing kerang. Cerita yang berkembang seputaran kancing berbahan baku kulit kerang ini adalah ketika persediaan kulit kerang dunia mulai menipis pada sekitar tahun 1870-an, orang-orang Inggris berpikir-pikir akan membongkar Balai Kota Birmingham ini. Entah bagaimana kelanjutannya, namun pembongkaran Balai Kota ini tidak terjadi, tapi setidaknya ide pembongkaran memang pernah ada. Hanya karena kulit kerang untuk bahan baku kancing.

 [Kancing 1913 sumber Buttonmakers Birmingham]

Kancing, pada perkembangannya hingga sekarang ini sangat erat hubungannya dengan mode, namun masih berfungsi hanya sebagai hiasan saja. Dan hingga detik ini kita semua sepakat bahwa kita akrab dengan kancing. Saking akrabnya dengan kancing, saya mau bertanya kepada anda, apa yang terjadi apabila anda lupa mengancingkan baju atau celana anda, dan justru saat itu anda berada pada tempat publik?? Hehehe!

Hubungi Saya

Name

Email *

Message *

Page RankBlogarama - Blogging Blogs
eXTReMe Tracker